Selasa, 15 Januari 2013

Selamat Jalan Risa....

TRAGIS memang nasib Risa, gadis kecil yang harus menderita sebelum akhirnya meninggal dunia. Risa yang masih duduk di kelas V SD Negeri Pulogebang 22 Jakarta ini harus mengalami pembusukan pada alat kelaminnya karena dugaan pemerkosaan. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, betapa pilunya derita yang harus ditanggung gadis kecil itu. Kemaluannya bernanah dan membusuk. Bahkan kabarnya sempat berulat karena lambatnya penanganan medis. Maklum, keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya membuat Risa harus menanggung perih dan lara yang tak terhingga sebelum akhirnya menyerah pada takdir. Risa hanyalah sebuah catatan kecil tentang kasus-kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak kita. Karena di seantero negeri ini, kita tidak pernah tahu berapa ribu anak-anak seperti Risa yang mengalami kepedihan yang sama. Masa depan mereka direnggut dengan paksa. Sebagian beruntung karena masih mampu bertahan hidup dan melanjutkan harapan. Namun yang harus bernasib tragis seperti Risa juga tak terkira jumlahnya. Risa-Risa itu hanya diingat sebentar kemudian hilang ditelan bumi. Mereka tidak memburu popularitas lewat youtube, google atau berita-berita heboh yang mendunia seperti kasus yang dialami oleh Tchuna, seorang remaja India yang bernasib yang sama seperti Risa. Tchuna tewas mengenaskan setelah diperkosa enam pemuda berandalan di negara itu. Sama seperti Tchuna, Risa hanyalah seorang gadis kecil yang juga punya mimpi. Dia juga ingin mengisi hidupnya dengan kegembiraan dan keriangan seperti anak-anak seusianya. Namun kerasnya Jakarta menghapus semua mimpi-mimpi itu. Masa depannya direnggut dengan paksa. Bahkan Risa juga dipaksa membayar dengan penderitaan panjang dan selembar nyawanya. Kita memang marah. Semua memang geram. Darah kita seolah mendidih menyaksikan kepiluan yang dialami Risa akibat perilaku orang-orang dewasa yang dengan tega merenggut kehidupannya. Entah berapa persisnya gadis cilik seusia Risa yang meregang nyawa karena diperkosa secara brutal. Tak pernah ada proses yang terang benderang untuk mengusut berbagai kekejian itu. Kita hanya menyaksikan hari-hari gelap tanpa sebuah kepastian. Dan vandalisme menjadi sebuah makhluk yang kian buas menyeringai di tengah-tengah kita. Hari ini Risa, besok, lusa, entah siapa lagi. Selamat Jalan Risa…..Saya yakin kedamaian akan senantiasa menemanimu di sana.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar