Kasus Antasari Anzar telah menyedot perhatian semua mata di negeri ini. Ada yang mengumpat, ada yang membela dan tak sedikit ada pula yang apatis. Soal korelasi dunia wanita dengan "pejabat" nampaknya bukan cerita di masa kekinian saja. Sejarah mencatat, nabi Adam bertekuk lutut makan buah kuldi yang dilarang Tuhan hanya karena bujuk rayu Hawa, sang bidadari pujaan Adam di surga.
Kalau mau berkaca dengan sejarah mestinya para pejabat kita tak mestinya mudah tergiur oleh paha mulus dan paras menawan wanita. Kasus Antasari hanya mencerminkan betapa bobrok moral para pejabat kita. Alih-alih untuk menutupi kebusukannya, tak sedikit mereka menutupi pola perselingkuhan yang dilakukan dengan istilah kawin siri, kawin bawah tangan dan sebagainya. Semua dilakukan karena menuruti nafsu dan kepongahan yang sedang menjadi trend di kalangan pejabat.
Saya jadi ingat gejalan ini makin jadi trend dewasa ini. Bahkan mereka blak-blakan dan tak sungkan-sungkan melakukannya. Ada adigium, kalau tak cari wanita sampingan seolah tak moderat dan ketinggalan jaman. Pada hal negeri ini mengalami kehancuran karena memang moral para pejabat ini sudah tak lagi bisa jadi contoh bagi masyarakatnya.
Saya hanya berharap mereka yang duduk di singgasana bisa melihat dengan jernih tentang realitas kasus Antasari ini. Dan cepat melakukan reformasi diri untuk melakukan sesuatu yang lebih baik yang tidak lari dari norma agama dan etika. semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar